Senin, 21 Maret 2011

Cinta Komik -> my novel

Suatu pagi yang sangat cerah, Lola harus bangun lebih pagi padahal ini hari ia libur sekolah. Lola harus pergi ke rumah Tante Rine, Adik dari Mama Lola. “papa ayo dong kita pergi ke rumah Tante Rine, gasabar nih pengen ngeliat Adik baru Lola!!” seru Lola dengan menarik lengan papanya. “iya deh, nah Lol Adik mu mana? Udah dibangunin belum?” Tanya papa dan melihat pintu kamar Adik lelakinya Lola yang bernama Diffa. “Diff!! cepet ayo kita pergi habis pergi kita beli komik!” bujuk Mama pada Diffa yang masih berada didalam kamarnya. “yang bener ma? Uangnya dari mama kan?” Tanya Diffa dan membuka pintu dengan wajah yang berseri – seri.
Keluarga itu pun langsung memasuki mobil berwarna hitam dan berplat nomor D 4579 RZ, dan langsung meluncur ke rumah Tante Rine. Diperjalanan kerjaan Lola hanya mendengarkan music dan membaca majalah tentang k-pop, sedangkan adiknya hanya membaca komik dengan seriusnya. “waaah nanti Super Junior mau konser ke Indonesia!!!” seru Lola dan berteriak hingga papanya menutup telinga. “asiiiik, harus nonto nih!! Mama yang cantik Papa yang ganteng aku boleh nonton konser SuJu ya?!” rayu Lola dan mengedipkan matanya sesekali. “boleh ko boleh” jawab mama dengan tersenyum. “tapi pake uang sendiri ya! Ga ada minta minta ke Mama apalagi Papa” papa menjawab dan membelokan setirnya. “haaaah? Tapi kan kalau kurang Mama sama Papa nambahin ya! Heheh” kata Lola dan tersenyum dengan senangnya. “mama jadikan beli komik?!” Tanya Diffa sambil membaca komik yang sedang dibacanya itu. “hhmm, jadi deh tapi pake uang ade ya!!” kata mama sambil melihat kekursi belakang. “yah mama” jawab Diffa lesu.
Sampailah mereka di rumah Tante Rine, karena sudah tak sabar Lola pun masuk pertama kerumah Tante Rine. “pagi Tante Om!!!” seru Lola dan langsung duduk di sofa depan tv dirumah Tante Rine. “pagi sayang!! Eh pagi pagi udah dateng mana papa, mama dan Diffa?” Tanya Tante Rine. “itu masih diluar lagi ngambil kado buat Adik baru ku! Sekarang Adik baru aku ada dimana Tante?” kata Lola dan melihat kesetiap sudut ruangan. “oh, ada dikamar depan tuh, lagi tidur. Awas ya jangan bangunin dia!” kata Tante Rine dan segera menyiapkan minuman untuk para tamunya. Lola pun langsung memasuki kamar Tantenya dengan perlahan – lahan. “cupcupcup Adik ku yang sedang tidur, ayo bukalah mata mu disini ada Kakak ku” kata Lola sambil mengelus – elus pipi bayi tersebut. “iih buka matanya, pasti mau liat Kakak ya?” seru Lola lagi dan mencium pipi bayi.
Tante Rine memang sudah lama ingin mempunyai anak, tetapi tuhan belum mengizinkannya selama dua tahun ia menjalani rumah tangganya tanpa dihadiri seorang anak, hingga akhirnya sekarang Tante Rine punya anak perempuan bernama Sayna Rusfiani Agustaf. Om Andre juga selalu sibuk dengan pekerjaanya dikantor sehingga ia selalu pulang malam. Tante Rine itu sangat sayang pada anak kecil, sampai sampai Lola dan Diffa sudah dianggap Tante Rine sebagai anak kandungnya sendiri begitu pula dengan Om Andre.
Sesudah pulang dari rumah Tante Rine, Diffa masih ingat dengan ajakan Mamanya pergi membeli komik, padahal Mamanya sudah lupa. “ma jadikan beli komik? Kita ketoko buku yang disana aja!” seru Diffa sambil menunjuk arah ke tok buku itu. “nanti sore deh sayang sama Kak Lola, sekarang panas Mama males keluar lagi” kata mama sambil menengok kebelakang. “ya mama, tadikan mama janji!” seru Diffa dengan murung. “nanti sore kita jalan – jalan lagi deh! Kalo sekarang panas de!” bujuk mama dan akhirnya Diffa pun menuruti apa kata mamanya. Dan akhirnya mereka pulang kerumah.
“Kak Lola bangun! Ayo inikan sudah sore ayo kita jalan – jalan” kata Diffa dan menggoyangkan tubuh Lola hingga Lola terbangun dari tidurnya. “ih de ini masih siang, nanti deh bentar lagi jam 4” jawab Lola sambil mengucek matanya. “iya deh! Awasnya kalo bohong! Diffa ga akan minjemin lagi komik Diffa ke Kak Lola!” ancam Diffa pada kakaknya. Setelah jam 4 sore Diffa pun langsung memasuki kamar kakaknya yang banyak sekali poster Super Junior. Lola memang sudah menyukai Super junior dari awal Super Junior tampil dilayar televise. “kak Lola ayo bangun sudah jam 4!” seru Diffa dan menggoyangkan lagi tubuh Lola. “haduuh ni anak ya, iye bentar kakak bangun dulu, mandi dulu, makan dulu!” kata Lola yang sedang terbaring ditempat tidurnya. “cepet ya!!” kata DIffa sambil menutup pintu kamar Kakaknya.
Kakak beradik itu pun pergi dengan menggunakan sepeda motor, menuju tempat toko buku. “diff, jangan lama lama ya milihnya! Kakak tunggu diluar!” seru Lola dan duduk di kursi yang terbuat dari kayu yang sudah lusuh. “lama juga ya memilih komik, masuk aja deh sekalian numpang baca komik” kata Lola dalam hati.
Saat Lola memasuki toko buku itu, tak sengaja seorang lelaki yang keluar dari toko itu menambrak Lola hingga buku – buku yang didalam kantong plastic jatuh kelantai. “maaf” kata lelaki yang berkacamata itu. “ya, saya juga minta maaf” jawab Lola. Wajah lelaki itu mirip sekali dengan teman SD nya, berkacamata, berkulit putih, hidungnya mancung, bibirnya pun tipis. Ia benar itu teman SD Lola, dulu Lola pernah naksir sama lelaki ini yang benama Galih itu. Tetapi setelah lulus SD, Galih pindah rumah ke Kalimantan, otomatis Galih pun pindah sekolah. Sungguh Lola sangat bersedih saat Galih berpamitan dengannya, semalaman ia hanya memikirkan Galih seorang tak ada lagi yang dipikirkannya selain Galih. “maaf, ini Galih bukan?” Tanya Lola pada lelaki itu. “iya, ko tahu, kamu siapa?” Tanya lelaki itu pada Lola dan membenarkan letak kacamatanya. “ini aku Lola, Lola Andriani Agustaf. Teman SD mu!” jawab Lola dengan tersenyum amat lebar. “oh Lola?! Yang dulu kamu naksir aku?” jawab Galih dengan menunjukan jari telunjuknya. “heheh iya, sudahlah jangan basah itu lagi aku malu” kata Lola yang wajahnya sudah memerah karena malu. “hahah iya, sekarang kamu tinggal dimana?” Tanya Galih pada Lola “rumah ku masih yang dulu ko. Kalau kamu tinggal dimana?” seru Lola pada Galih yang tersenyum. “oh begitu ya! Aku tinggal di jalan. Kenari no.23” jawab Galih sambil membenarkan tas selendangnya. “oh gitu ya kapan kapan aku main deh kerumah mu!” kata Lola sambil tersenyum “eh aku duluan ya!” tambah Lola dan meraih tangan Diffa dengan erat.  Lola pun melambaikan tangannya pada Galih dan Galih pun membalasnya dengan lambaian tangan.
Sesampai dirumah Lola masih memikirkan ketampanan Galih, dan ia bertekad untuk tiap hari ke toko buku itu, agar bisa melihat dan mengobrol dengan Galih. Ia merasa bahwa ia menyukai Galih lagi, padahal setelah beberapa tahun ia sudah melupakan Galih. Hari ini, hari yang sungguh menyenangkan menurut Lola.
Pagi – pagi Lola dan Diffa pergi kesekolah, jarak rumah mereka dengan sekolah tidak terlalu jauh. Karena sekolah Lola dan Diffa bersampingan jadi mereka selalu pergi bersama. Saat diperjalan Lola yang sedang mendengarkan music, tiba – tiba ada yang memanggilnya dari belakang, ternyata itu adalah teman sekelasnya Lola yang bernama Dicka. “Lolaaa!!” seru lelaki itu dengan suara yang sekeras mungkin. “eh, kamu dic, ada apa ya?” Tanya Lola yang menengok kebelakang. “engga ada apa apa. Kamu pergi sama siapa?” kata Dicka yang melihat Diffa yang sedang menggoes sepedanya. “eh itu adik aku, dia sekolah di SD pinggir sekolah kita” jawab Lola dan mulai menggoes sepedanya lagi. “oh gitu ya, pergi bareng yu?” ajak Dicka pada Lola. “boleh” seru Lola. Selama di perjalanan Lola dan Dicka hanya berdiam tak ada obrolan. Tiba – tiba Dicka membuka mulutnya, lalu ia mengatakan sesuatu “Lol, se…sebenarnya aku, Suka sama kamu. Dari pertama masuk SMA aku sudah menyukaimu, tetapi banyak halangan untuk membicarakan ini. Dan sekali lagi apa kamu mau jadi pacarku?” kata Dicka dan melirik kearah Lola. “hhhmm… apa? Heheh beri waktu untuk ku 1 hari. Besok sepulang sekolah aku akan memberikan jawabannya” jawab Lola dan sudah mulai salah tingkah. “ya sudah kalau itu mau mu aku tak memaksa” kata Dicka. Dan mereka pun sampailah disekolah.
Selama pelajaran, Lola teringat kata – kata Dicka tadi. “Lol, se…sebenarnya aku, Suka sama kamu. Dari pertama masuk SMA aku sudah menyukaimu, tetapi banyak halangan untuk membicarakan ini. Dan sekali lagi apa kamu mau jadi pacarku?”. Dengan kata – kata itu Lola jadi tak bisa berkonsentrasi kepelajaran. Ia bingung besok sepulang sekolah harus sudah menjawab pertanyaan Dicka. Sungguh ia sangat bingung. Hanya ada dua jawaban “ya dan tidak”.
Sesampai dirumah, ia masih memikirkan perkataan Dicka itu. Tetapi ia berpikir “aku ga suka sama Dicka, apa aku tinggal jawab Tidak. Tetapi aku tidak mau mengecewakan Dicka. Tapi jika aku jawab Ya, aku kepadanya kan tidak ada rasa. Mungkin aku bisa mengatakannya “Tidak, lebih baik kita jadi teman atau sahabat saja”.
Ting tong!! Suara bel rumah berbunyi. Lola pun membuka pintu rumahnya, tak disangka yang datang adalah Galih. “hello Lola!!” seru Galih sambil tersenyum. “eh Galih hello!!” jawab Lola dan melambaikan tangannya. “rumah mu masih tetap ya seperti dulu, hhhmmm kemana mama mu?” Tanya Galih menaikkan alisnya. “mama lagi kerumah Tante Rine. Paling pulangnya nanti sore. Eh silahkan duduk” seru Lola dan mempersilahkan Galih duduk di ruang tamunya. “mau minum apa?” tambah Lola dan menuju ke dapur. “syrup aja deh ga ngerepotin kan?” jawab Galih dan gurauannya. Lola mengingat saat ia bermain dengan Galih dan menawarkan minuman, pasti Galih selalu menjawab “ga ngerepotin kan?”. Lola pun pergi kedapur, setelah beberapa menit Lola kembali keruang tamu dan membawakan segelas Syrup berwarna hijau. “ada apa kesini?” Tanya Lola sambil menurunkan badannya lalu duduk di sofa berwarna krem. “engga Cuma pengen main aja” jawab Galih dan menyeruput Syrup berwarna hijaunya itu. "eh nanti sore kamu mau ke toko buku ga?" tambah Galih dan menyimpan gelas yang berisi syrup itu dimeja. "hhhmmm, mungkin. tapi aku ingin begitu, apa tiap hari kamu ke toko buku itu?" kata Lola. "oh gitu ya? iya aku tiap hari kesana, cuma numpang baca tapi kadang beli ko hehehe" jawab Galih dan tersenyum malu. "ku yakin pasti kamu kesana untuk membaca komik?" tanya Lola yang sok tahu ini. "hahah iya, ko tahu?vaku paling suka komik korea, kalo jepang kan udah ga jarang lagi" kata Galih "lagian lebih seru korea heheh" tambah Galih. "aku sih suka k-pop, apalagi yang namanya super junior. widiiih" kata Lola dan menunjukkan majalah super junior yang diletakkan di bawah mejanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar